Selasa, 03 Desember 2013

Tekanan Tongkat Musa AS untuk Membelah Lautan


Pukulan tongkat Nabi Musa as. Yang mampu membelah lautan (atas ijin Allah), telah menjadi perhatian para Ilmuwan dan peneliti. Diperkirakan kedalaman maksimum perairan disekitar penyeberangan Nabi Musa dan kaumnya mencapai 800 meter disisi kearah mesir dan 900 meter disisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan kedalamannya mencapai 1500 meter . lebar lintasan dimana laut terbelah diperkirakan 900 meter sedangkan jarak antara teluk Aqaba (lokasi penyeberangan) di Nuwaybi ke Arab jaraknya sekitar 1800 meter dengan kedalaman perairan yang rata-rata ratusan meter dengan waktu yang relative lama mengingat pengikut Nabi Musa as. berjumlah ribuan yang akan melewati lautan yang telah terbelah tersebut.

Pendapat yang paling masyur mengenai terjadinya peristiwa membelahnya laut tersebut teradi di laut merah. Laut merah merupakan sebuah teluk yang terletak di sebelah barat Jazirah Arab yang memisahkan benua Afrika dan Benua Asia. Laut merah pada tempat yang telebar berjarak 300 Km dan panjangnya 1.900 Km dengan titik terdalam 2.500 meter. Laut merah juga menjadi habitat bagi berbagai makhluk air dan koral, dan di laut merah ini telah ditemukan roda kereta yang yang diduga dipergunakan Fir’aun dan pasukannya saat mengejar Nabi Musa as.

Seorang arkeolog, Ron Wyatt pada akhir tahun 1988 mengkalim telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno yang diduga sebagai bangkai kereta tempur Fir’aun yang tenggelam dilautan ketika ia dan pasukannya mengejar Nabi Musa as. Bersama pengikutnya. Disamping itu juga ditemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda di tempat yang sama.

Hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil di temukan menunjukkan bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3.500 tahun silam.


Penemuan benda-benda tersebut beserta jasad fir’aun hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua sebagaimana peringatan Allah SWT.kepada kita yang tertera pada Kitab suci Al-Qur’an surat Yunus ayat 92 yang artinya:

“Maka pada hari ini, kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”.

Bagaimanakah pukulan sebuah tongkat hingga mampu membelah laut?, berapakah daya dan tenaga yang dibutuhkan untuk membelah lautan tersebut, sehinga tingginya sampai menyamai gunung yang sangat besar ?? Inilah yang menarik perhatian sejumlah peneliti untuk meneliti peristiwa yang terjadi selama ribuan tahun tersebut.

Al-Qur’an telah memberi tahu peristiwa tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 20 yang artinya :

“Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri menyaksikan”.

Dan di dalam Al-Quran Surat Asy-Syu’araa ayat 63 telah berfirman Allah SWT. Kepada Musa as.

“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.”

Menurut perhitungan, diperkirakan perlu tekanan (gaya per satuan luas ) sebesar 2.800.000 Newton per meter persegi atau setara dengan tekanan yang diterima jika menyelam di lautan hingga kedalaman 280 meter. Atau jika dikaitkan dengan tekanan angin dengan mengacu pada perhitungan pakar Rusia yang bernama Volzinger diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter perdetik atau 108 kilometer per jam sepanjang malam. Alangkah dahsyat pukulan Nabi Musa as. Itu atas ijin Allah SWT.

Dr. Maurice Bucaille, bersama timnya telah melakukan penelitian untuk mengetahui dugaan sebab kematian Fir’aun yang berjalan legal karena di dukung oleh Direktur laboratorium satelit di paris, Ceccaldi dan Prof. Durigan dengan obyek penelitian dititik beratkan pada salah satu organ di tengkoran kepala. Dan hasilnya mengungkapkan bahwa semua penelitian itu sesuai dengan kisah-kisah yang terdapat dalam kitab suci yang menyiratkan bahwa Fir’aun tewas ketika digulung gelombang.

Dr. Maurice Bucaille menambahkan Al-Quran sangat detail dalam menjelaskan sesuatu, termasuk cerita dan proses pengawetan Fir’aun. Hal ini tidak disebut dalam kitab lain. Ia mengatakan “Di zaman di mana Al-Qur’an sampai kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Jasad-jasad para Fir’aun yang diragukan di jaman kontenporer ini apakah benar atau tidak, ada kaitannya dengan keluarnya Musa as. yang sudah lama terpendam didalam pekuburan lembah Raja di Thoba di pinggir lain dari sungai Nil didepan kota Al-Aqshar saat ini. Pada masa Nabi Muhammad SAW. Segala sesuatu mengenai hal ini masih kabur, jasad-jasad tersebut belum terungkap, kecuali pada penghujung abad ke 19.


Karena kisah dan kesesuaian bukti yang diungkap ini pada akhirnya Dr. Maurice Bucaille memilih dan memeluk agama islam …….. subhanallah, Alhamdulillah.


Sumber Artikel : Klik Disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar