Pukulan tongkat Nabi Musa as. Yang mampu
membelah lautan (atas ijin Allah), telah menjadi perhatian para Ilmuwan dan
peneliti. Diperkirakan kedalaman maksimum perairan disekitar penyeberangan Nabi
Musa dan kaumnya mencapai 800 meter disisi kearah mesir dan 900 meter disisi ke
arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan
kedalamannya mencapai 1500 meter . lebar lintasan dimana laut terbelah
diperkirakan 900 meter sedangkan jarak antara teluk Aqaba (lokasi
penyeberangan) di Nuwaybi ke Arab jaraknya sekitar 1800 meter dengan kedalaman
perairan yang rata-rata ratusan meter dengan waktu yang relative lama mengingat
pengikut Nabi Musa as. berjumlah ribuan yang akan melewati lautan yang telah
terbelah tersebut.
Pendapat yang paling masyur mengenai terjadinya peristiwa membelahnya laut
tersebut teradi di laut merah. Laut merah merupakan sebuah teluk yang terletak
di sebelah barat Jazirah Arab yang memisahkan benua Afrika dan Benua Asia. Laut
merah pada tempat yang telebar berjarak 300 Km dan panjangnya 1.900 Km dengan
titik terdalam 2.500 meter. Laut merah juga menjadi habitat bagi berbagai
makhluk air dan koral, dan di laut merah ini telah ditemukan roda kereta yang
yang diduga dipergunakan Fir’aun dan pasukannya saat mengejar Nabi Musa as.
Seorang arkeolog, Ron Wyatt pada akhir
tahun 1988 mengkalim telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno
yang diduga sebagai bangkai kereta tempur Fir’aun yang tenggelam dilautan
ketika ia dan pasukannya mengejar Nabi Musa as. Bersama pengikutnya. Disamping
itu juga ditemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda di tempat yang sama.
Hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa
tulang belulang yang berhasil di temukan menunjukkan bahwa struktur dan
kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3.500 tahun silam.
Penemuan benda-benda tersebut beserta
jasad fir’aun hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua sebagaimana
peringatan Allah SWT.kepada kita yang tertera pada Kitab suci Al-Qur’an surat
Yunus ayat 92 yang artinya:
“Maka pada hari ini, kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan
dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami”.
Bagaimanakah pukulan sebuah tongkat
hingga mampu membelah laut?, berapakah daya dan tenaga yang dibutuhkan untuk
membelah lautan tersebut, sehinga tingginya sampai menyamai gunung yang sangat
besar ?? Inilah yang menarik perhatian sejumlah peneliti untuk meneliti
peristiwa yang terjadi selama ribuan tahun tersebut.
Al-Qur’an telah memberi tahu peristiwa
tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 20 yang artinya :
“Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu lalu kami selamatkan kamu
dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya, sedang kamu sendiri
menyaksikan”.
Dan di dalam Al-Quran Surat Asy-Syu’araa
ayat 63 telah berfirman Allah SWT. Kepada Musa as.
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa, Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka
terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.”
Menurut perhitungan, diperkirakan perlu
tekanan (gaya per satuan luas ) sebesar 2.800.000 Newton per meter persegi atau
setara dengan tekanan yang diterima jika menyelam di lautan hingga kedalaman
280 meter. Atau jika dikaitkan dengan tekanan angin dengan mengacu pada
perhitungan pakar Rusia yang bernama Volzinger diperlukan hembusan angin dengan
kecepatan konstan 30 meter perdetik atau 108 kilometer per jam sepanjang malam.
Alangkah dahsyat pukulan Nabi Musa as. Itu atas ijin Allah SWT.
Dr. Maurice Bucaille, bersama timnya
telah melakukan penelitian untuk mengetahui dugaan sebab kematian Fir’aun yang
berjalan legal karena di dukung oleh Direktur laboratorium satelit di paris,
Ceccaldi dan Prof. Durigan dengan obyek penelitian dititik beratkan pada salah
satu organ di tengkoran kepala. Dan hasilnya mengungkapkan bahwa semua
penelitian itu sesuai dengan kisah-kisah yang terdapat dalam kitab suci yang
menyiratkan bahwa Fir’aun tewas ketika digulung gelombang.
Dr. Maurice Bucaille menambahkan
Al-Quran sangat detail dalam menjelaskan sesuatu, termasuk cerita dan proses
pengawetan Fir’aun. Hal ini tidak disebut dalam kitab lain. Ia mengatakan “Di
zaman di mana Al-Qur’an sampai kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW.
Jasad-jasad para Fir’aun yang diragukan di jaman kontenporer ini apakah benar
atau tidak, ada kaitannya dengan keluarnya Musa as. yang sudah lama terpendam
didalam pekuburan lembah Raja di Thoba di pinggir lain dari sungai Nil didepan
kota Al-Aqshar saat ini. Pada masa Nabi Muhammad SAW. Segala sesuatu mengenai
hal ini masih kabur, jasad-jasad tersebut belum terungkap, kecuali pada
penghujung abad ke 19.
Karena kisah dan kesesuaian bukti yang
diungkap ini pada akhirnya Dr. Maurice Bucaille memilih dan memeluk
agama islam …….. subhanallah, Alhamdulillah.
Sumber Artikel : Klik Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar