Selasa, 03 Desember 2013

Keajaiban Air Zamzam

 
Pemerintah Arab Saudi melaui presiden SGS (Saudi Geologi Survey ) menyangkal pemberitaan media Inggris , BBC yang menyebut air zamzam yang berasal dari mata air di dalam kompleks masjidil haram makkah tercemar dan minum air itu bisa menyebabkan kanker. Talal Mahjoub, Seorang warga Arab Saudi mengatakan “Keluarga saya dan saya telah meminum zamzam selama bertahun-tahun tidak ada dari kita menderita penyakit apapun sebagai akibat dari minum itu. Jika laporan BBC benar warga Makkah akan banyak menderita banyak penyakit termasuk kanker karena sebagian dari mereka minum air zamzam tersebut. ujarnya” (Surya, senin 9 mei 2011)

Menurut keyakinan umat Muslim sumur zamzam tidak akan pernah kering dan mengenggap air zamzam merupakan air suci yang dapat menyembuhkan penyakit dengan kekuatan ajaib. Air zamzam keluar dari dalam tanah untuk memberi air kepada Siti Hajar istri Nabi Ibrahim as. Dan Nabi Ismail putranya yang masih bayi saat itu dibawah sengatan terik matahari di lembah yang kering di Makkah.

Air yang keluar dari sumur zam-zam itu menyimpan rahasia yang luar biasa. Diantaranya dipercaya bisa menyembuhkan penyakit, sebagaimana hadist Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, yaitu Rosulullah SAW bersabda “Sebaik-baiknya air dimuka bumi ialah air zam-zam. Air zamzam merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit”.

Tidak seperti air mineral biasa air zamzam mengandung elemen-elemen alamiyah sebesar 2000 mg per liter sedangkan air mineral biasa hanya mengandung tidak lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen yang terkadung dalam air zamzam meliputi positiv ions (ions positiv), seperti sodium 250 mg per liter, kalsium 200 mg per liter potasium 20 mg per liter dan magnetsium sebesar 50 mg per liter. Serta negatif ions (ions negative) seperti sulfur 372 mg per liter fosfat 0,25 mg per liter dan amonia 6 mg per liter.

Kandungan-kandungan elemen kimiawi alamiah inilah yang menjadikan rasa dari air zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus.

Satu hal yang menarik selama ribuan tahun (lebih dari 14 abad) sumur zam-zam tidak pernah kering dan airnya tidak habis kendati airnya dipergunakan oleh lebih dari jutaan umat manusia setiap tahunnya. Disamping sebagai kehendak Allah SWT, secara ilmiah dapat diungkap fakta-faktanya.


Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin secara logika hal itu tidak masuk akal. Sebab sumur zamzam ini hanya memiliki luas permukaan 3-4 meter dan kedalamannya sekitar 30 meter, sangat kecil untuk menghasilkan air yang demikian besar untuk memenuhi jutaan umat manusian termasuk 2-3 juta orang jemaah haji setiap tahunnya yang masing-masing pulang membawa kekitar 5-20 liter per jemaah.

Anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari, dalam artikelnya tentang Rahasia Air Zamzam menyebutkan dalam sebuah uji pemompaan (pump test) sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11-18,5 liter per detik atau mencapai 660 liter per menit atau sekitar 40 ribu liter per jam. Ini dilakukan sebelum tahun 1950-an.

Pada tahun 1953 dibangunlah pompa air. Pompa air ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air di antaranya juga keran-keran yang ada di sekitar sumur zamzam. Pada saat dilakukan pengujian, pada pemompaan 8000 liter pe detik selam 24 jam air yang berada dalam sumur zamzam mengalami penyusutan sedalam 3,23 meter. Dan ketika pemompaan dihentikan permukaan sumur kembali ke asalnya hanya dalam waktu 11 menit. Padahal jarak kota mekkah ke laut (pantai) sejauh 75 Kilometer. Ini menunjukkan bahwa banyak air yang tersimpan dalam sumur zamzam. Ini semua berkat hasil rekahan bebatuan yang ada pada perbukitan di sekitar mekkah.


Keajaiban inilah yang kemidian mengusik para ahli hidrologi untuk meneliti lebih lanjut tentang keanehan sumur zamzam yang dengan jarak yang relatif jauh dari laut, dari nama sumber air begitu cepat berkumpul kembali di sumur zamzam.

Rovicky menyebutkan, banyak rekahan bebatuan yang ada disekitar tempat itu disebutkan ada rekahan yang memanjang ke arah Hajar Aswad denga panjang 75 cm dengan ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil ke arah Shafa dan Marwa.

Keterangan geometris lainnya menyebutkan, celah sumur di bawah tempat Thawaf sekitar 1,56 meter, kedalaman air di bibir sumur mencapai 17 meter da diameter berkisar antara 1,47-2,66 meter, celah inilah yang digunakan untuk memasok air kedalam sumur zamzam.

Mungkinkah air zamzam tercemar? Pertanyaan ini seringkali di embuskan oleh kelompok yang tidak percaya akan keajaiban sumur zamzam. Tahun 1971 dilakukan penelitian hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari pakistan bernama Tariq Hussain dan Moin Udin Ahmed. Penelitian ini dipicu oleh pernyataan seorang Doktor dari mesir yang menyatakan bahwa air zamzam tercemar limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi.

Tariq Hussien dan Rovicky mengatakan dari sisi hidrologi, juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan sumur zamzam karena mekkah terletak 75 kilometer dari pinggir pantai.Hasil penelitian ini menyangkal dengan tegas tuduhan Doktor mesir tersebut. namun, dari penelitian Tariq Huseinn ini, kemudian memacu Pemerintah Arab Saudi untuk senantiasa memperhatikan sumur zamzam dan merawatnya dengan baik.

Langkah-langkah y ang dilakukan Badan Riset sumur zamzam yang ada dibawah SGS (Saudi Geologi Survey) bertugas untuk :
a.Memonitoring dan memelihara sumur ini dari kekeringan
b.Menjaga urban dai sekitar Wadi Ibrahim karena memengaruhi pengisian air
c.Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air
d.Memlihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol
e.Meningkatkan pompa dan tangki-tangki penadah
f.Mengoptimalisasi suplai dan distribusi air zamzam

Saat ini sumur zamzam dilengkapi dengan pompa air listrik yang tertanam di bawah (elektric submersible pump).


“Menurut seorang professor asal jepang (Prof.Dr.Masaru Emoto), air zamzam senantiasa akan berubah bentuknya sesuai dengan doa orang yang membacanya. Molekul air zamzam berbentuk persegi enam yang sangat indah, seusai dibacakan doa kebaikan”

Sumber Artikel : Klik Disini

Sumber rujukan:
1.Syahruddin El-Fikri : Situs-situs dalam Al-Qur’an dari banjir Nuh hingga Bukit Thursina
2.Surya, 9 mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar